Jumat, 07 Mei 2010

kerja bangku dalam fabrikasi logam

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Mata kuliah fabrikasi logam merupakan mata kuliah yang berisikan materi perkuliahan yang harus dipahami dan praktek yang harus dikuasai.Salah satu praktek yang dilakasanakan dalam perkuliahan ini adalah praktek kerja bangku.Praktek kerja bangku yaitu praktek tentang bagaimana kita menghasilkan sebuah baja dengan benda kerja yang mulanya memiliki ukurang yang tidak tentu, menjadi sebuah benda kerja yang memiliki kerataan yang standar, dan memiliki ukuran yang telah ditentukan dalam lembar pekerjaan kerja bangku.
Praktek kerja bangku melatih agar mahasiswa mampu menggunakan alat kerja yang baik dan benar, serta mampu menghasilkan benda kerja yang memiliki standar tertentu, sesuai dengan lembar pekerjaan yang telah ditentukan.Hal ini dapat dicapai bila mahasiswa melakukan pekerjaan dengan baik dan sesuai dengan peraturan dan tata cara pengerjaan praktek kerja bangku.
Untuk melaporkan hasil dari pekerjaan yang telah diselesaikan dalam waktu lima pertemuan.Maka dibuatlah laporan fabrikasi logam, dalam hal ini yaitu praktek pengerjaan kerja bangku.


1.2 Tujuan Penulisan Laporan
Pembuatan laporan ini sangat berguna bagi mahasiswa dalam mempelajari praktek fabrikasi logam dalam hal ini yaitu praktek kerja bangku.Tujuan dari penulisan laporan ini sendiri yaitu :
• Melaporkan hasil kerja praktek kerja bangku selama lima kali pertemuan
• Memahami cara pengerjaan praktek kerja bangku
• Mengetahui dan mengerti alat dan bahan yang digunakan dalam praktek kerja bangku
• Mengerti cara penggunaan dari alat kerja yang digunakan
• Menyampaikan masalah-masalah yang dihadapi selama praktek kerja bangku
• Memenuhi tugas akhir dari praktek kerja bangku


1.3 Ruang Lingkup Kajian
Laporan praktek fabrikasi logam ini khususnya kerja bangku memiliki ruang lingkup kajian meliputi :
• Bagaimana tujuan dari praktek fabrikasi logam khususnya praktek kerja bangku
• Alat dan bahan yang digunakan selama praktek kerja bangku
• Langkah kerja dari praktek ini
• Temuan yang dihasilkan dari praktek kerja bangku ini


1.4 Sistematika Penulisan
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 latar belakang
1.2 Tujuan Penulisan
1.3 Ruang Lingkup kajian
1.4 Sistematika penulisan

BAB 2 ISI
2.1 A. Tujuan Praktek
2.2 B. Alat ( alat utama, alat tambahan, alat keselamatan kerja)
2.3 C. Bahan ( jenis bahan dan ukuran )
2.4 D. Landasan Teori
2.5 E. Langkah Kerja
2.6 F. Temuan Praktek dan Pembahasan

BAB 3 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 4 LAMPIRAN
4.1 A. Daftar Rujukan
4.2 B. Jobsheet
4.3 C. Gambar Kerja















BAB 2
ISI LAPORAN
2.a Tujuan Praktek
2.a.i Tujuan Umum
Tujuan umum dari pengerjaan prkatek kerja bangku ini antara lain :
• Agar mahasiswa memiliki keterampilan
• Mampu melakukan pekerjaan sesuai lembar pekerjaan
• Memakai alat kerja dengan baik dan benar
• Memiliki keterampilan dalam bidang praktek logam
• Menyelesaikan pekerjaan tepat waktu\
2.a.ii Tujuan Khusus
Selain tujuan umum pekerjaan praktek fabrikasi logam dalam hal ini kerja bangku memiliki tujuan khusus antara lain :
• Mampu melakukan pekerjaan kikir rata
• Melakukan pengerjaan kikir siku
• Pengukuran baja sesuai dengan lembar pekerjaan
• Mampu melakukan pengeboran
• Mengukur kerataan benda dan kesikuan benda dari enam sisi baja



2.b Alat
2.b.i Alat utama
Alat utama yaitu alat yang memiliki peran penting dalam pengerjaan kerja bangku ini yang diantaranya :
• Kikir kasar
Yaitu alat kerja pengikis permukaan dari batang baja yang memiliki permukaan kasar.Alat ini memiliki ulir di permukaannya sebagai pengikisnya.
• Kikir halus
Yaitu alat kerja pengikis permukaan dari batang baja yang memiliki permukaan kasar.Beda dengan kikir kasar, kikir halus memiliki permukaan yang lebih halus.Digunakan sebagai penghalus permukaan benda setelah dilakukan pengikiran dengan kikir kasar.
• Jangka sorong
Yaitu alat skala ukur yang mengukur ketebalan, diameter luar benda dan diameter dalam.Disini digunakan untuk mengukur ketebalan dari batang baja.
• Penggaris siku
Yaitu alat ukur yang digunakan untuk melihat kesikuan dari benda.
2.b.ii Alat Tambahan
• Ragum
Sebagai alat bantu dalam penyimpanan batang baja pada saat dilakukan pengikiran, yaitu dengan cara dijepit.Posisi ragum sangat mempengaruhi cara pengikiran yang baik.

• High gauge
Yaitu alat yang digunakan untuk mengukur ketinggian dari suatu benda.Dalam hal ini, high gauge digunakan untuk mengukur tinggi batang baja dan melukis batang baja untuk selanjutnya dilakukan pengikiran sampai batas garis yang telah tercetak pada batang baja.
2.b.iii Alat Keselamatan kerja
• Sarung tangan
Sarung tangan berfungsi untuk melindungi tangan kita dari benda tajam dan juga dari serbuk besi yang dihasilkan dari pengikiran logam baja.Alat ini juga melindungi tangan kita dari bahaya lecet pada tangan.
• Safety shoes
Sepatu khusus ini digunakan agar kaki kita terhindar dari benturan benda keras yang mengarah ke kaki kita pada saat melakukan praktek pengikiran.

2.c Bahan
Jenis bahan yang dipakai dalam praktek ini yaitu batang logam baja ST 37 yang berbentuk persegi.Untk dimensi ukuran benda kerja dapat dilihat di bagian lampiran.

2.d Landasan Teori
Kerja bangku memiliki beberapa jenis pekerjaan yang harus dilakukan, mulai dari pengikiran, pengeboran, dan juga pemilihan ragum sebagai dudukan benda kerja. Penjelasan lebih lanjut akan diterangkan di bawah ini
Kikir
Kegunaan kikir pada pekerjaan penyayatan untuk meratakan dan menghaluskan suatu bidang, membuat rata dan menyiku antara bidang satu dengan bidang lain, membuat rata dan sejajar, membuat bidang-bidang berbentuk dan sebagainya..

Gambar 1. kikir
Bentuk kikir bermacam macam sesuai dengan kebutuhannya, sebagai contoh :
1. Kikir gepeng (plat) tebal kikir seluruhnya sama, lebar kikir kearah ujungnya menirus Fungsinya untuk meratakan dan membuat bidang sejajar dan tegak lurus. 2. Kikir segitiga (Treangle) bentuknya segi tiga, segitiga kikir pada bagian ujungnya
mengecil. Fungsinya untuk meratakan dan menghaluskan bidang berbentuk sudut 60 atau lebih besar bidang benda kerja.
Cara memegang kikir yang benar yaitu dengan menempatkan ibu jari di atas tempat pegangan kikir.Kikir yang baik yaitu kikir yang memiliki gagang untuk pegangan.
Ragum
Ragum diguakan untuk menjepit benda kerja.Dengam memutar handle maka mulut ragum dapat membuka atau menutup.Dalam praktek kerja bangku kita harus memilih ketinggian ragum yang sesuai dengan tinggi badan kita.

Gambar 2. ragum
Memilih tinggi ragum yang sesuai
Cara memilih ragum yang sesuai dengan tinggi badan anda :
1. berdiri tegak di ragum
2. tempelkan kepalan tangan pada dagu
3. sikut harus berada diatas mulut ragum dan apabila lengan kita ayunkan, sikut jangan sampai menyentuh bibir mulut ragum.
Posisi dari kaki juga sangat menentukan, agar ayunan saat melakukan pengikiran dapat sesuai dengan petunjuk dan menghasilkan pengikiran yang baik.
Pada saat dilakukan penjepitan benda ke dalam mulut ragum perhatikan posisi benda agar tidak miring.
Bor
Mesin bor yang digunakan yaitu mesin bor bangku.Mesin terdiri dari motor listrik tombol tekan, dan mata bor.Mata bor yang digunakan memiliki diameter jenis yang berbeda.


Penggaris baja
Penggaris baja adalah alat untuk ukur dimensi panjang dan juga bisa digunakan untuk mengukur kerataan dari benda. Biasanya memiliki skala dalam satuan millimeter dan inchi.
Vernier caliper (segmat)
Vernier caliver atau jangka sorong adalah alat ukur ketebalan, diameter luar dan diameter dalam yang presisi,sehingga ia dapat mengukur dengan tepat dengan tingkat kepresisian 1/100 milimeter ketelitian dari alat ukur ini biasanya 5/100 milimeter.
Penggores
Adalah alat penggambar yang dibuat dari baja perkakas yang berbentuk selindris dan ujungnya diruncingkan. Dengan penggores dapt digambar garis-garis dipermukaan atas benda kerja. Sedangkan untuk menggambar garis-garis pada permukaan sisi atau samping benda kerja dapat digunakan balok gores atau pengukur tinggi.
Balok gores adalah alat berupa penggores yang dipasang pada standar atau balok dan dapat di geser naik-turun. Untuk mengganbar garis lurs dengan penggores diperlukan mistar baja sebagai alat bantu. Pada saat menarik garis, posisi penggores dimiringkan keluar dengan sudut kurang dari 90° dan dibuat sekali tarik, jangan melakukan goresan dobel.
Jika menggunakan penggoresan dengan balok gores maupun pengukur tinggi, ujung goresnya ditempelkan sedikit menekan sisi samping benda kerja. Kemudian blok standar penggores digeser sesuai dengan panjang garis yang diinginkan.
Penitik
Agar garis yang telah digoreskan pada permukaan benda kerja tidak mudah terhapus selama benda kerja tersebut dikerjakan, maka perlu digunakan penitik penggaris untuk memperjelas garis batasnya. Penitik garis dibuat dari baja perkakas yang berbentuk batang silindris dan salah satunya diruncingkan 60°.
Cara menggunakan penitik garis, ujung penitik ditimpakan pada garis yang telah dibuat kemudian dipuku-pukul ringan dengan palu dan berpindah-pindah sepanjang garis dengan jarak sedikit rapat. Untuk menandai titik senter digunakan penitik pusat. Titik senter tersebut jika akan membuat lubang dengan dibor. Penitik pusat ini mempunyai bentuk mirip dengan penitik garis hanya pada ujung runcing penitik pusat bersudut 90°. sudut lebar ini (90°) agar pada waktu mengebor pada titik ini menjadi tepat, karena ujung mata bor tidak lari/keluar dari titik tersebut.
Cara menggunakan penitik pusat, ujung penitik harus tepat pada titik yang ditentukan. Posisi penitik pusat dipegang miring terlebih dahulu setelah mata penitik pusat tepat mengenai titik yang ditentukan, posisi penitik diberdirikan tegak lurus kemudian dipukul dengan palu.

High gauge
High gauge adalah alat yang digunakan untuk mengukur ketinggian benda serta melukis batang logam baja.High gauge merupakan alat ukur yang memiliki skala millimetre dan inchi.

Gambar 3. High gauge
2.e Langkah kerja
• Siapkan alat kerja, alat tambahan dan bahan kerja serta alat keselamatan kerja.
• Pasang benda kerja ke ragm dengan cara dijepit
• Kikir benda dengan kikir kasar pada salah satu sisi sampai rata dengan pisau baja.
• Setelah halus kikir dengan kikir halus.
• Kikir sisi ke dua (terlampir dalam gambar) dengan kikir kasar sampai permukaan rata, lalu ukur dengan pisau baja dan ukur juga kesikuannya terhadap sisi satu.
• Lajutkan ke sisi tiga (terlampir dalam gambar) yaitu sisi yang atas.Kikir sampai rata serta siku terhadap sisi satu dan dua.
• Setelah itu lanjut ke sisi empat (terlampir dalam gambar) lakukan pengkikiran sampai rata, serta siku terhadap sisi satu dan tiga.Pada sisi ini mulai dilakukan pengukuran ketebalan dari batang baja sampai 20 mm.
• Setelah itu lanjut ke sisi lima (terlampir dalam gambar) lakukan pengkikiran sampai rata, serta siku terhadap sisi dua dan tiga.Pada sisi ini mulai dilakukan pengukuran ketebalan dari batang baja sampai 20 mm.
• Untuk selanjutnya dilakukan pengkikiran pada sisi ke enam.Pada sisi ini selain permukaan rata dan juga siku terhadap sisi satu, dua, empat, dan lima, juga dimensi panjang dari benda harus 100 mm (terlampir dalam gambar)
• Setelah itu mulai melukis benda kerja dengan ukuran berdasarkan lembar kerja bangku (terlampir).
• Lakukan penitikan agar lukisan tidak hilang pada saat pengeboran.
• Lakukan pengeboran dengan bor senter Ø8 sampai Ø11
• Setelah beres melakukan pengeboran, simpan benda kerja di ragum
• Kikir benda kerja yang sudah dibor agar benda rata dan siku.
• Tetap lakukan pengukuran dengan mistar baja siku agar benda tidak kurang dari ukurang yang diinginkan.
2.f Temuan Praktek dan Pembahasan
Dalam praktek ini letak dari ragum dan juga posisi kaki sangat mempengaruhi hasil dari pengikiran.Posisi ragum yang pas dengan posisi badan dan juga posisi kaki dapat menghasilkan hasil kikiran yang rata, hal ini juga dipengaruhi oleh gerakan kaki yang baik.Dalam hal ini usahakan badan tidak bergerak karena akan mempengaruhi posisi kikir terhadap benda kerja dan benda pengikiran bisa miring atau melengkung.
Kerja bangku melatih mahasiswa untuk teliti, sabar serta bekerja berdasarkan lembar kerja yang telah ditentukan.Pekerjaan yang asal-asalan akan menghasilkan pengikiran yang tidak rata, karena posisi badan yang bergerak serta tumpuan lengan (siku) yang ikut bergerak.Posisi kaki yang baik yaitu posisi antara telapak kaki sekitar 45 o.dan juga peletakan benda pada capitan ragum harus pas dan rata, karena bila tidak rata kemungkinan besar dalam pengikiran, hasil kikir akan miring.
Jangan terlalu terpaku pada pengikiran, pengukuran benda harus terus dilakukan karena bial kita lupa mengukur benda, bisa saja dimensi benda akan kurang dari ukuran yang ditentukan dikarenakan pengikisan baja akibat pengkikiran yang berlebihan.



BAB 3
KESIMPULAN dan SARAN


Kesimpulan
Pekerjaan fabrikasi logam khususnya kerja bangku sangat berguna bagi keterampilan mahasiswa.Kerja bangku melatih mahasiswa dalam ketelitian dalam hal ini adalah mengukur kerataan sisi dari benda, kesikuan dan juga dimensi dari benda.Dan juga tepat waktu dalam hal ini yaitu harus sesuai dengan waktu yang telah diberikan oleh dosen mata kuliah.Posisi ragum penjepit, ketinggian dari meja kerja, posisi kaki dan juga kondisi alat yang dipakai sangat mempengaruhi hasil dari pekerjaan mahasiswa.Banyak mahasiswa yang tidak tepat waktu dalam melaksanakan tugas kerja bangku yang salah satunya disebabkan oleh beberapa factor diatas.
Saran
Kondisi tempat kerja dan juga jumlah mahasiswa yang terlalu banyak kadang membuat pengerjaan terganggu, mudah- mudahan pengaturan jadwal dan juga pembagian tugas misalnya dibagi dalam dua sift yang berbeda waktu lebih efektif dibandingkan dengan pembagian jenis praktek yang berbeda-beda.
Penyelesaikan dari pekerjaan sangat dipengaruhi juga oleh kondisi alat kerja.Oleh karena itu alat kerja harus dalam kondisi baik dan masih layak digunakan sebagai alat praktek, karena banyak pengerjaan benda kerja yang terbengkalai akibat alat kerja yang kurang memadai, misalnya kikir.
Mudah mudahn ini menjadi motivasi kita untuk lebih baik kedepannya.


BAB 4
LAMPIRAN

4.a Daftar Rujukan
• http://mamoth-pemesinan.blogspot.com/2010/03/kerja-bangku.html
4.b Job sheet (terlampir)
4.c Gambar kerja (terlampir)

Selasa, 05 Januari 2010

PERANCANGAN SUATU SISTEM TATA UDARA DI FARMASI

IV.1 Perencanaan proyek.

Perencanaan proyek terdiri dari beberapa tahap pelaksanaan.Pelaksanaan proyek terjadi bila telah terjadi kesepakatan antara owner dan pihak S.A.G sebagai pemberi penawaran.
IV.1.1 Survey Lapangan
Survey lapangan dibutuhkan agar kita bisa mengetahui keadaan lapangan seperti apa.
IV.1.2 Perhitungan Luas Ruangan dan Beban
Di sini kita menghitung enam ruangan.ppenghitungan ruangan ini sangat penting karena dibutuhkan untuk menentukan jumla air flow tiap ruangan.Berikut hasil pengukuran ruangan dari gambar yang diberikan.(gambar disertakan)
R.Lab Micro = 4 m x 2 m
R.A.C = 1.45 m x 1.25 m
R.Locker C = 1.45 m x 1.25 m
R.Preparasi = 2.56 m x 2.5 m
R.A.D = 2.5 m x 2.4 m
R. Locker D = 2.4 m x 1.5 m
Didapat jumlah 27.625 m2

Data-data yang diperoleh adalah data-data yang dikumpulkan dan diperkirakan menjadi beban pendinginan.Beban yang sebenarnya menjadi beban pendinginan telah ditentukan oleh SAG sebagai kontraktor yaitu sebesar 3000 cfm.Jadi yang deperkirakan menjadi beban pendingin diantaranya.
1.Kondisi ruangan

Temperatur awal : 32oC
Temperatur akhir : 22oC

2.Konstruksi bangunan

Dinding :Brick, Panel Wall, Bondor
Atap :Panel Wall
Lantai :Epoxy paint self aligning

3.Jendela :Single Glass

4.Kegiatan di Dalam Gedung

Jam Kerja : 8.00-16.00
Banyak Orang : 2 0rang
Kegiatan : Kerja ringan (ligh work)

6.Penerangan
Lampu TL : 3.(2x36 watt), 2.(2x18) watt =288 watt
0.288 =kW

7.Mesin
Mesin LAF (mesin Pembuat Obat)
8.Infiltrasi
Disini tidak ada infiltrasi.
9.Fresh air
Temperatur :32oC
RH : 75%
IV.1.3 Perhitungan Air Flow

Perhitungan besarnya Air Flow dapat dilakukan dengan rumus:
P x l x T x air change (t/h) x 35.31
60





IV.1.4 Data Unit yang Dipergunakan

No Deskripsi komponen Spesifikasi

AHU LAB MICRO
1 Merk Flow Master
2 Manufactur Sejahtera Artha Guna
3 Model Unit 9DH DX 3a-35
4 Serial Number FM 0800208.07
5 Air Flow 3000 CFM
6 St. Pressure 4.5 “wg
7 Type Coil DX System
8 Total Cooling 100.000 Btuh
9 Dimension Casing (mm) 3100(H) x 1348(W) x 950(L)
10 Weight -
Fan Data
1 Merk Kruger
2 Type BDB 280-CM (CW)
3 Serial Number 08E01627-CV02928PTK
4 St. Pressure 4.5” wg
5 Fan Speed 3225 Rpm
Motor Data
1 Merk Teco
2 Serial Number K07001-C36
3 Motor Speed 2845 Rpm, 2 Pole
4 Capasity 3 kW
5 (Voltage/Phase/Hertz) 380/3/50
6 (Full Load Ampere) 6.06 A
CU D04.a (Outdoor Unit)
1 Merk Flow Master
2 Refrigerant R22
3 Model JAK 100 000 Btu
4 Serial Number 4008100015
5 Cooling Capacity 100.000 Btu/h
6 Power Supply 380V / 3 ph / 50 Hz
7 Compressor 15.9 Ampere
8 Fan Motor 2.94 Ampere

No Deskripsi komponen Spesifikasi

Pre Filter
1. Brand FLECO
2. Type Disposable
3. Efficiency 30%
4. Size 12” x 24” x 2”
24” x 24” x 2”
Medium Filter
1. Brand FLECO
2. Type Medium Filter
3. Efficiency 90-95%
4. Single Header Part No. 10117
5. Size 12” x 24” x 11,5”
 Rated AirFlow Capacity at
500FPM 1000
 Initial Resistance at 500
FPM 0.65
 Media Area (ft²) 125
6. Size 24” x 24” x 11,5”
 Rated AirFlow Capacity at
500 FPM 2000

 Initial Resistance at 500
FPM 0.65
 Media Area (ft²) 56
PANEL AC
1. Box Panel
Ukuran
- (800x600x300)mm
2. Pilot Lamp
- Merk
- Type
- Telemecanique
- XB7EV43,44,45
3. Push utton Switch ON/OFF
- Merk
- Type
- Telemecanique
- ZB5AW33M5
- ZB5AW34M5
4.
MCB
- Merk
- Type
- Voltage
- Phase
- Amperage
- Merlin Gerin
- NC45N, NS100N
- 230-400 V
- 3 Phase, 1phase
- 100A, 32A, 20A, 6A, 2A
5. Relay + Socket
- Merk
- Type
- Voltage
- Omron
- MY 4
- 24 VAC
6. Humidistat + Sensor
- Brand
- Type
- Carel
- IR32, 12/24VAC/DC
TC2 STEP
7. Transformator
- Merk
- Ampere
- Bell
- 1A, 24V
8. Contactor
- Merk
- Type
- Telemecanique
- GV2 ME20

9. Inverter
Merk
Type
- Hitachi
- SJ200-075HFEF, 7.5kW
10. Relay
- Merk
- Type
- Omron
- MY4 220VAC+Socket
11. Kabel
- Merk
- Type
- Ukuran
- 4 Besar
- NYAF
- 4 mm²




IV.2. Menghitung Komponen AHU
IV.2.1 Menghitung Spesifikasi AHU dari Flow Master
Cara menghiutung spesifikasi AHU yang diinginkan adalah dengan memasukkan nilai dari jumlah air flow di ruangan yang akan dikondisikan di Lab-Micro Nicholas yaitu sebesar 2.085 cfm.
Karena tipe udara di ruangan ini adalah class B dan class D jadi kita memakai jenis AHU Flow Master type 3a, yang menggunakan pre-filter, medium filter, dan HEPA filter sebagai tambahan filternya, dengan kapasitas 3.000 cfm, karena yang paling terdekat denga 2.085 cfm.Lebih boleh, asal jangan kurang dari kapasitas yang diinginkan.Kita juga harus mencari power dari motor dan static pressure dari AHU.

Untuk menghitung power AHU cari dulu ES/P dahulu dengan rumus:
P.Duct x Press loss x 3.28 = ...
100
Menghitung Power AHU:
flow x SP x 0,000157 x 0.746 =... (kW)
0.42

maka didapatkan AHU dengan data:

AHU-LAB
A/F 3000 cfm
ES/P 4.5 “ WG
Power 3kW,3P, 380V,50Hz

Untuk spesifikasi secara mendetail saya melampirkan gambar detail AHU dalam ukuran A3.
IV.2.2 Menghitung Kapasitas CU (Condensing Unit)
Menghitung kapasitas CU sangat menentukan pencapaian suhu dari ruangan yang akan dikondisikan.Oleh karena itu penghitungan ini diperlukan.
Pertama kita harus menghitung kapasitas CU dengan rumus:
flow x 12.000 = ... (Btu/H)
400
Lalu kita meghitung Power CU dengan rumus :
Btu/H = ... (kW)
9000


IV.2.3 Seleksi Fan Motor AHU
Untuk seleksi fan motor di sini saya menggunakan software yang diberikan oleh supplier KRUGER yaitu KRUGER Fan Selection software, disini kita memasukan besarnya aliran udara dalam satuan cfm (cubic feet/minutes),lalu masukkan static pressure yang ditentukan oleh kita yang merupakan standard dari SAG yaitu 4” lalu pilih select setelah itu akan keluar beberapa jenis fan dan velocity dari fan.Cari velocity fan yang mendekati dengan angka yang ditentukan.
Setelah itu kita lakukan penyeleksian kutub.Tipe yang dipakai yaitu SPZ dengan dua kutub.dengan head loss 10% setelah itu kita pilih select.Disana akan keluar spesifikasi dan jenis fan yang kita inginkan.(telah terlampir dalam data unit)
IV.2.4 Penempatan Diffuser,HEPA dan return
Penempatan Diffuser,HEPA dan return sangat menentukan pencapaikan udara di tiap ruangan.Kita harus menempatkannya pada tempat yang menjangkau ke segala arah.Untuk hal ini ada dua jenis supply air duct, yaitu diffuser dan HEPA. Kita menggunakan 2 jenis supply karea ada 2 jenis ruangan yang berbeda class yaitu class B dan class D.Untuk class B harusnya kita menggunakan FFU (Fan Filter Unit), tetapi karena keterbatasan dana dari owner kami menyarankan memakai HEPA.Akhirnya kami memakai HEPA sebagai Supply-nya.
Untuk return duct. Kami memasang di ujung bawah dari ruangan agar udara yang dikembalikan benar-benar udara bekas.

IV.3 Mendesain Gambar
IV.3.1 Mendesain Gambar Single Line Ducting
Menggambar single line duct adalah menggambar rancangan pertama dari ducting dengan menarik garis tebal (PLINE) ke arah supply diffuser dari AHU.Sama juga untuk return.Dengan menggunakan Auto CAD 2007 atau ZWCAD 2008i standard. Untuk membedakan antara supply duct dengan return duct biasanya kita menggunakan warna garis yang berbeda, untuk supply biasanya menggunakan garis berwarna hijau, dan untuk return menggunakan garis berwarna merah putus-putus.Membuat sigle line duct harus sangat efisien karena tahapan ini adalah awal dari perencanaan ducting.Jalur yang digunakan tidak boleh berbelit belit karena akan memakan banyak biaya, dan harus dikondisikan dengan keadaan bangunan. Keadaa bangunan di Lab.Micro Nicholas hanya memiliki jarak kurang lebih 12 inchi.Oleh karena itu saya mendesain ukurang ducting dengan maksimal tinggi 12 inchi.jadi saya memilih melebarkan ducting.
IV.3.2Mendesain Gambar Double Line Ducting
Setelah kita menggambar single line duct kita melakukan penggambaran tahap dua, yaitu menggambar double line duct.Gambar double line adalah gambar 2D yang membentuk keadaan ducting yang sebenarnya.Gambar ini untuk diberikan kepada orang lapangan/kepala proyek untuk mulai perencanaan pembuatan ducting.Karena disini yang dibutuhkan adalah kecepatan dan otomasi,jadi disini tidak menggunakan penghitungan dengan cara manual,penghitungan dilakukan dengan menggunakan software.Software yang kami gunakan adalah software keluaran McQuay yaitu Design Tool Ductsizer version 6.4TM .Penggunaan ini agar pengerjaan lebih efektif.Dengan menggunakan software ini kita hanya tinggal memasukkan nila dari air flow rate (cfm) dan head loss,biasanya kita mematok head loss pada 0.08 in WC/100 ft (standard SAG) Disini kita menggambar harus menggunakan skala karena berhubungan dengan perhitungan biaya pembangunan.Dalam pembuatan gambar ducting, ukuran ducting tidak akan sama antar ruangan.Agar pengecilan atau pembesaran ducting tidak mengalami tabrakan udara kita bisa me-reduce ducting untuk memperkecil tabrakan udara dengan ducting. Di lapangan biasanya tidak sesuai dengan yang kita inginkan
IV.3.3 Mendesain Gambar AHU Detail
Dalam suatu pekerjaan pembuatan desain AHU, kita harus menggambar detail dari AHU,penggambaran dilihat dari berbagai sudut.Hal ini dilakukan agar owner dapat melihat bentuk dari AHU secara jelas.Penggambaran dibuat dari empat sudut pandang berbeda,yaitu tampak depan,tampak samping, tampak atas, dan isometrik AHU.Gambar AHU tampak depan adalah penggambaran AHU yang memperlihatkan bagian depan dari AHU, gambar ini memperlihatkan potongan bangunan,C.U, dan AHU sendiri,yang kedua adalah gambar AHU tampak dari samping,gambar ini menjelaskan bagian-bagian dari AHU,disana terlihat pre filter, medium filter, coil section, motor section,HEPA filter section.dan juga bagian depan dari C.U.Untuk yang ketiga yaitu gambar tampak dari atas, gambar ini memperlihatkan bagian-bagian dari AHU sama seperti tampak samping, hanya disini kita bisa melihat bagian fan section yang tidak terlihat pada gambar samping.Yang terakhir dari bagian gambar AHU detail adalah isometrik AHU,yaitu gambar AHU dengan sudut 60o,ini bisa mewakili bagian-bagian dari gambar detail yang lain,karena sebagian besar bagian AHU terlihat.
IV.3.4 Mendesain Gambar Air flow and Grouping HVAC
Karena owner memesan class tiap-tiap ruangan berbeda-beda, kita tampilkan penjelasannya dalam bentuk gambar disini kita menggambar Air flow and Grouping HVAC.Gambar ini menjelaskan arah dari aliran udara dan jenis ruangannya.Disini mereka meminta 2 jenis (class) yang berbeda.Yaitu class B dengan spesifikasi sebagai berikut:
Temperatur :22 + 2oC
RH :< 75 %
DP :10-15 Pa
Untuk class D sebagai berikut:
Temperatur :22 + 2oC
RH :< 75 %
DP :10-15 Pa
Disini terlihat tidak ada perbedaan, karena perbedaan ada pada kualitas karena yang class B masuk pada kriteria white, dan class D masuk pada kriteria grey.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di gambar.

Sejarah Sistem Pendinginan

Pada masa peradaban manusia masih belum mengenal apa itu sistem pendinginan, setiap makan dan minuman yang biasanya langsung dibuang, dikarenakan makanan tersebut jika dibiarkan terlalu lama akan cepat membusuk. Namun setelah mereka mengetahui bahwasannya es atau salju dapat membuat makanan tidak cepat membusuk dan rasanya lebih enak. Lalu mereka memanfaatkan es dan salju tersebut untuk mempertahankan makanan dan minuman agar tidak cepat busuk. Biasanya es atau salju diperoleh dari puncak puncak gunung yang tentu saja itu membutuhkan tenaga yang cukup besar untuk memperolehnya.
Seperti halnya orang romawi kuno mereka memanfaatkan es yang mereka ambil dari puncak gunung yang dibentuk menjadi tirus yang tajam dan dilubangi untuk diisi dengan jerami dan ilalang yang kemudian mereka simpan untuk keperluan musim panas atau keperluan sehari-hari.
Beda halnya dengan masyarakat mesir kuno mereka memanfaatkan kendi dan udara malam untuk mendinginkan air, dimana air yang mereka simpan didalam kendi akan menjadi dingin setelah disimpan diluar atap rumah. Air didalam kendi tersebut menjadi dingin dikarenakan air embun yang merembes dari pori pori kendi lalu menguap oleh udara.


Perkembangan Sistem Refrigerasi

Pada tahun 1683 seorang ilmuan berkebangsaan belanda bernama Antoni Van Leeuwenhoek menemukan suatu ilmu yang menjadi dasar pemikiran orang masa depan, hasil temuannya itu ialah bahwa dalam kristal-kristal air yang bening terdapat organisme yang dapat berkembang yang disebut bakteri yang mana bakteri-bakteri inilah yang menyebabkan makanan atau minuman menjadi cepat membusuk.
Untuk mempertahankan bakteri-bakteri ini agar tidak berkembang biak para ilmuwan mulai mengadakan riset yaitu dengan menempatkan makanan dan minuman pada daerah yang bertemperatur rendah di bawah 10oC maka kesimpulan yang mereka dapatkan ialah bakteri- bakteri yang berada pada makanan dan minuman tidak dapat berkembang pada tempat yang bertemperatur 10oC atau lebih rendah. Dengan adanya teori tersebut maka mulailah manusia memikirkan bagaimana caranya agar dapat membuat sebuah sistem yang dapat menghasilkan temperatur yang dapat dikendalikan.
Paten pertama yang dikeluarkan Inggris untuk alat yang dapat menghasilkan suhu rendah didapatkan oleh Thomas Harris dan John Long pada tahun 1790. yang kemudian menyusul Jacob Perkins dengan sistemnya yang dapat menghasilkan temperatur rendah, namun hasil penemuan itu masih bersifat manual dalam artian sistem sistem beroperasi dengan pompa yang digerakan dengan tangan.
Setelah melewati waktu yang panjang, perkembangan ilmu dibidang pendinginan terus berlangsung sehingga menghasilkan alat yang dapat menghasilkan suhu dingin yang terkendali dimana alat tersebut biasa dikenal dengan sistem refrigrasi. Yang sampai sekarang orang mempergunakan sistem refrigrasi untuk berbagai keperluan, di bawah ini berbagai aplikasi dari sistem refrigrasi yang banyak diperlukan seperti :

a Mengawetkan makanan dan minuman.
b Mengawetkan makanan dan minuman yang dibawa ke suatu tempat yang letaknya cukup jauh.
c Membuat hasil makanan dan minuman menjadi lebih segar.
d Membekukan makanan.
e Penyegaran udara.
f Untuk dipakai di industri kimia tempat menyimpan zat kimia yang sangat peka terhadap cuaca sekelilingnya.
g Pembuatan dan perawatan logam-logam.
h Menciptakan keadaan-keadaan atmosfir secara tiruan
i Membantu dalam pekerjaan medis dalam pembedahan.

Dan masih banyak lagi aplikasi dari sistem refrigrasi yang bisa dipakai untuk berbagai keperluan.